RSS

Rabu, 30 Oktober 2013

MAKALAH UNSUR HALOGEN


UNSUR HALOGEN

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Kimia
Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014



Disusun oleh :
Kelompok 2 (XII IPA 1)
DEDE WINDA NUR FAUZIAH
SRI RAHAYU
YULIANA WULANSARI
ASTRI YULIANI L.
PRATWI L.MANGGALA
HARRY TRI BUNTARI

PEMERINTAH DAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIAMIS
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 CIAMIS
Jl. KH Ahmad Dahlan No. 2 Tlp (0265)771709 Ciamis 66211
2013

LEMBAR PENGESAHAN

Disusun oleh :
Kelompok 2 (XII IPA 1)
DEDE WINDA NUR FAUZIAH
SRI RAHAYU
YULIANA WULANSARI
ASTRI YULIANI L.
PRATWI L.MANGGALA
HARRY TRI BUNTARI


Ciamis, 21 September 2013


Mengetahui:

Wali Kelas,


SITI NUGRAHASARI, S.Pd.
NIP: 196704021995122001

Guru Mata Pelajaran,


Hj. IIS MARYATI, M.Si.
NIP: 197003121993012001

Kepala Sekolah,


DR.H.ENDANG RAHMAT, M.Pd
NIP: 196005141987301008


KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat-Nya. Dengan segenap ungkapan rasa terima kasih yang tidak terperi kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung seluruh proses penulisan makalah ini sehingga penulisan makalah dengan judul “Unsur Halogen” selesai di kerjakan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Begitu banyak hal yang dilalui penulis sampai dengan selesainya makalah yang menjadi tugas pelajaran Kimia di awal semester 1 kelas XII ini. Mungkin apa yang telah penulis hasilkan bukanlah yang terbaik, namun penulis perharap apa yang telah kami tulis ini akan bermanfaat dan bisa digunakan dengan sebaik mungkin bagi yang membacanya.
Kami sadar bahwa apa yang telah kami peroleh tidak semata-mata hasil dari jerih payah penulis semata tetapin hasil dari keterlibatan semua pihak. Oleh sebab itu kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Guru Mata Pelajaran yang tidak secara langsung membantu dalam penulisan makalah unuk memenuhi salah satu tugas pada akhir semester ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.




Ciamis, 21 September 2013



                     Penulis






DAFTAR ISI


Lembar Pengesahan ............................................................................................................  i
Kata Pengantar ...................................................................................................................  ii
Daftar Isi ............................................................................................................................  iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang ...................................................................................................  1
1.2.  Rumusan Masalah ..............................................................................................  1
1.3.  Tujuan Penulisan ................................................................................................  1
1.4.  Manfaat Penulisan ..............................................................................................  2

BAB II PEMBAHASAN
2.1.  Pengertian Halogen ............................................................................................  3
2.2.  Sifat-Sifat Unsur Halogen .................................................................................  4
2.3.  Reaksi-Reaksi Halogen ......................................................................................  9
2.4.  Kegunaan Unsur Halogen dan Senyawanya....................................................... 13
2.5.  Bahaya Unsur Halogen....................................................................................... 15
2.6.  Pembuatan Unsur Halogen................................................................................. 17

BAB III PENUTUP
3.1.  Kesimpulan ........................................................................................................  23
3.2.  Saran ..................................................................................................................  23

DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN


1.1       Latar Belakang

Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan VII A ditabel periodik. Kelompok ini terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I),astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam.Unsur golongan VIIA ini merupakan unsur nonlogam paling reaktif. Unsur-unsur initidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas, melainkan dalam bentuk garamnya.
Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya,sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebution halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.Keberadaan Unsur – Unsur Halogen Unsur-unsur halogen di alam, semuanya ditemukan dalam keadaan diatomik.Hal ini terjadi karena unsur-unsur halogen tidak stabil jika berdiri sendiri. Oleh karenaitu, unsur halogen harus berikatan agar stabil.Unsur-unsur halogen dapat ditemukan di beberapa tempat. Fluorin dapatditemukan di atas permukaan tanah. Klorin dapat ditemukan di dalam air laut. Bromin juga dapat ditemukan di dalam air laut. Begitu juga dengan iodin, yang dapatditemukan di dalam air laut. Astatin dapat ditemukan dari pemboman bismuth dengan partikel alfa.

1.2         Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
b)      Apa saja sifat-sifat dari unsur halogen?
c)      Seperti apakah  reaksi-reaksi unsur halogen?
d)     Apa saja kegunaan dari unsur halogen?
e)      Bahaya apakah yang bisa ditimbulkan dari unsur halogen?
f)       Bagaimanakah cara untuk membuat senyawa halogen?

1.3         Tujuan Penulisan

Tujuannya adalah untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai unsur halogen, sifat unsur halogen, reaksi-reaksi, kegunaan serta bahaya dan cara membuat halogen.

1.4         Manfaat Penulisan

a)      Menambah ilmu pengetahuan.
b)      Mengetahui lebih banyak mengenai unsure halogen.
c)      Menyelesaikan salah satu tugas mata pelajaran kimia kelas XII semester 1.


BAB II

PEMBAHASAN


2.1. Pengertian Halogen
Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal dengan golongan 17 dalam tabel sistem periodik unsur, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np.  Istilah  halogen  berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang artinya ‘pembentuk garam’ karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen merupakan sekumpulan unsur nonlogam  yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Dan secara alamiah bentuk molekulnya diatomik.
Untuk mencapai keadaan stabil (struktur elektron gas mulia) atom-atom ini cenderung menerima satu elektron dari atom  lain atau dengan  menggunakan  pasangan elektron secara bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom  unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan  membentuk ion bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya membentuk  ion negatif. Selain itu, halogen adalah golongan yang paling reaktif karena unsur-unsurnya memiliki konfigurasi elektron pada subkulit ns2 np5.
Golongan  halogen  terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas.






2.2. Sifat-Sifat Unsur Halogen
Unsur halogen memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a.       Sifat fisika halogen.
Sifat-sifat
Unsur
Fluorin
Klorin
Bromin
Iodin
Astatin
Nomor atom
9
17
35
53
85
Massa atom relative
18,99
35,5
79,90
126,90
(210)
Titik leleh (°C)
-219,62
-100,98
-7,25
113,5
302
Titik didih (°C)
-188,14
-34,6
58,78
184,35
337
Rapatan pada 25°C (Gram/liter)
1,108
1,367
3,119
4,930
¯
Warna
Kuning
Kunung-Hijau
Merah tua
Ungu-hitam

Energi ionisasi (kJ/mol)
1681,0
1251,0
1139,9
1008,4
930
Afinitas elektron (kJ/mol)
328,0
349,0
324,7
295,2
270
Keelektronegatifan
3,98
3,16
2,96
2,66
2,20
Jari-jari ion
1,33
1,81
1,96
2,20
2,27
jari-jari atiom
0,64
0,99
1,14
1,33
1,40




Penjelasan :
1.             Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin,demikian juga dengan jari-jari ion negatifnya.
Semakin ke bawah kulit elektron semakin banyak sehingga dalam sistem periodik semakin ke bawah maka jari-jari atom tambah besar.
2.             Titik didih dan titik leleh dari fluorin sampai iodin bertambah besar,karena ikatan antar molekulnya juga makin besar. Kenaikan titik didih dn titik lebur halogen sebanding dengan naiknya nomor atom. 
3.             Hal ini berhubungan dengan banyaknya energy yang harus dipakai untuk mengatasi gaya tarik-menarik antara molekul-molekul zat, contohnya gaya van der waals yang menarik molekul-molekul berdekatan satu sama lain. Gaya ini makin tinggi untuk molekul-molekul kompleks yang memiliki banyak elektron.
4.             Wujud fluorin dan klorin pada temperatur kamar adalah gas,bromin berwujud cair dan mudah menguap,dan iodin berwujud padat dan mudah menyublim.
5.             Warna gas fluorin adalah kuning muda,gas klorin berwarna kuning hijau.Cairan bromin berwarna merah coklat,dan zat padat iodin berwarna hitam,sedangkan uap iodin berwarna ungu.
6.             Kelarutan fluorin,klorin,dan bromin dalam air besar atau mudah sekali larut,sedangkan kelarutan iodin dalam air sangat kecil(sukar larut)

b.      Sifat kimia halogen.
Terdiri atas:
Ø  Kereaktifan
Beberapa hal yang mempengaruhi kereaktifan, diantaranya : harga kereaktifan halogen  F > Cl > Br > I,  kereaktifan halogen dipengaruhi kelektronegatifannya, ikatan halogen dan jari-jari atom.
      Semakin besar kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik elektron. ( F > Cl > Br > I )
      Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut sehingga makin reaktif halogen. ( F < Cl < Br < I )
      Dalam satu golongan jari-jari atom dari unsur halogen semakin bertambah dari flour sampai astatin makin besar jari jari atom semakin kurang reaktif. ( F < Cl < Br < I )
·         Kereaktifan fluor dan klor
Pada suhu kamar, fluorin berupa gas yang tidak berwarna atau agak kekuning-kuningan dan klorin juga berupa gas dengan warna hijau pucat. Keduanya sama seperti oksigen dapat membantu dalam reaksi pembakaran. Hidrogen dan logam-logam aktif akan terbakar pada salah satu gas inidengan cara membebaskan panas dan cahaya. Reaktifitas fluor lebih besar dibandingkan dengan klor, yang dapat dibuktikan dengan terbakarnya bahan-bahan biasa termasuk kayu dan plastic apabila berada dalam keadaan atmosfer fluor.
·         Kereaktifan brom
Brom pada suhu kamar merupakan cairan minyak berwarna merah tua dan mempunyai tekanan uap yang sangat tinggi. Brom cair merupakan salah satu reagensia laboratorium umum yang paling berbahaya, karena efek uap itu terhadap mata dan saluran hidung. Hanya 0,1 ppm bisa ditoleransi tanpa efek yang membahayakan. Cairan ini njuga dapat menimbulkan luka bakar yang parah, bila mengenai kulit.bromin kuran greaktif bila dibandingkan dengan Klor.
·         Kereaktifan iodium
Iodium dapat menguap pada temperature biasa, membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Kristal iodine dapat melukai kulit. Sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lender.iodin kurang reaktif jika dibandingkan dengan Klor.
Ø  Kelarutan
      Kelarutan halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin berkurang. Fluor selain larut juga bereaksi dengan air, karena sangat reaktif membentuk asam florida
2F2(g) + 2H2O(l)   → 4HF(aq) + O2(g)
      Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang mengandung ion I- karena membentuk ion poliiodida I3-, misalnya I2 larut dalam larutan KI.
I2(s) + KI(aq) →  KI3(aq)
Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar, misalnya CCl4, aseton, kloroform, dan sebagainya.
Ø  Titik didih dan titik lebur
Semua halogen mempunyai titik lebur dan titik didih yang rendah kerana molekul-molekul halogen ditarik bersama oleh daya Van der Wals yang lemah dan hanya sedikit tenaga diperlukan untuk mengatasinya. Semakin ke bawah, titik lebur dan titik didih halogen meningkat.
Ø  Daya Oksidasi
Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya mudah mengikat elektron atau mudah tereduksi.
Data potensial reduksi:
F2 + 2e→  2F-                E= +2,87 Volt
Cl2 + 2e → 2Cl-             E= +1,36 Volt
Br2 + 2e →2Br-              E= +1,06 Volt
I2 + 2e → 2I-                 E= +0,54 Volt
Potensial reduksi F2 paling besar sehingga akan mudah mengalami reduksi dan disebut oksidator terkuat. Sedangkan terlemah adalah I2 karena memiliki potensial reduksi terkecil.
Sifat oksidator: F2 > Cl> Br2 > I2
Sifat reduktor : I- > Br- > Cl- > F-
Reduktor terkuat akan mudah mengalami oksidasi mudah melepas elektron ion iodida paling mudah melepas electron sehingga bertindak sebagai reduktor kuat.
Ø  Sifat asam
Sifat asam yang dapat dibentuk dari unsur halogen, yaitu: asam halida (HX), dan oksilhalida.
a.       Asam halida (HX)
Pada suhu kamar semua asam halida (HX) berupa gas, tidak berwarna dan berbau menusuk. Asam halida terdiri dari asam fluorida (HF), asam klorida (HCl), asam bromida (HBr), dan asam iodida (HI). Kekuatan asam halida bergantung pada kekuatan ikatan antara HX atau kemudahan senyawa halida untuk memutuskan ikatan antara HX.
Dalam golongan VII A, semakin keatas ikatan antara atom HX semakin kuat. Urutan kekuatan asam :
HF < HCl < HBr < HI
Titik didih asam halida dipengaruhi oleh massa atom relative (Mr)  dan ikatan antar molekul :
·         Semakin besar Mr maka titik didih semakin tinggi.
·         Semakin kuat ikatan antarmolekul maka titik didih semakin tinggi.
·         Pengurutan titik didih asam halida:
HF > HI > HBr > HCl
Pada senyawa HF, walaupun memiliki Mr terkecil tetapi memiliki ikatan antar molekul yang sangat kuat “ikatan hydrogen” sehingga titik didihnya paling tinggi.
b.      Asam Oksihalida
Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen. Halogennya memiliki bilangan oksidasi ( +1, +3, dan +7 ) untuk Cl, Br, I karena oksigen lebih elektronegatifan. Pembentukannya :
X2O + H2O  →  2HXO
X2O3 + H2O →   2HXO2
X2O5 + H2O → 2HXO3
X2O7 + H2O →  2HXO4
Biloks
Oksida Halogen
Asam Oksilhalida
Asam Oksilklorida
Asam Oksilbromida
Asam Oksiliodida
penamaan
+1
X2O
HXO
HClO
HBrO
HIO
Asam hipohalit
+3
X2O3
HXO2
HClO2
HBrO2
HIO2
Asam halit
+5
X2O5
HXO3
HClO3
HBrO3
HIO3
Asam halat
+7
X2O7
HXO4
HClO4
HBrO4
HIO4
Asam perhalat

Semakin banyak atom oksigen pada asam oksilhalida maka sifat asam akan semakin kuat. Hal tersebut akibat atom O disekitar Cl yang menyebabkan O pada O-H sangat polar sehingga ion H+mudah lepas. Urutan kekuatan asam oksilhalida:
HClO > HBrO > HIO
asam terkuat dalam asam oksil halida adalah senyawa HClO4 (asam perklorat)

2.3. Reaksi-Reaksi Halogen
a.      Reaksi halogen dengan gas hidrogen ( H2 )
Halogen bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrogen halida. Secara umum reaksi yang terjadi dapat dituliskan seperti berikut.
X2(g) + H2(g) → 2HX(g)

Reaksi F2 dan Cl2 dengan hidrogen disertai ledakan tetapi bromin dan iodin bereaksi dengan lambat.
b.      Reaksi halogen dengan logam ( M )
Halogen bereaksi dengan kebanyakan logam. Bromin dan iodin tidak bereaksi dengan emas, platinum atau beberapa logam mulia lainnya. Perhatikan contoh reaksi fluorin dengan tembaga berikut.
F2(g) + Cu(s) → CuF2(s)
2Na + Br2 →  2NaBr 
2Fe + 3Cl2 →  2FeCl3
c.       Reaksi pengusiran pada senyawa halogenida
Halogen yang kereaktifannya lebih kuat dapat mengusir atau mendesak halida yang lebih lemah dari senyawanya. kereaktifan F2 >  Cl2  > Br2 >  I2 sehingga :
F2 dapat mengusir X (Cl2, Br2, I2)
F2 + 2KX →  2KF + X2
Cl2 dapat mengusir X (Br2, I2)
Cl2 + 2KX → 2KCl + X2
Br2 dapat mengusir X (I2)
Br2 + KX →  2KBr + X2
I2 tidak dapat mengusir F2, Cl2 dan Br2

ket : unsur K dapat diganti unsur logam yang lainnya (Na, Ca, Mg dll)
F2 + 2KCl →  2KF + Cl2
Br2 + Cl- → (tidak bereaksi)
Pada reaksi pertama di atas terlihat biloksnya F turun dari 0 menjadi -1 (reduksi) sedangkan Cl naik dari -1 menjadi 0 (oksidasi) sehingga F disebut oksidator (penyebab zat lain mengalami oksidasi). Sehingga kereaktifan senyawa halogen sebanding dengan kekuatan oksidatornya yaitu  F2 >  Cl2  > Br2 >  I2 
d.      Reaksi dengan basa
Klorin, bromin dan iodin dapat bereaksi dengan basa dan hasilnya tergantung pada temperatur saat reaksi berlangsung.
Dengan basa kuat (MOH) pada suhu 150 C (dingin) halogen ( X2 ) bereaksi membentuk halida ( X- ) dan hipohalit ( XO-).
X2 + 2MOH →  MX + MXO + H2O
misalnya :
Cl2 + 2NaOH →  NaCl + NaClO + H2O
Cl2 + 2OH-→  Cl- + ClO- + H2O
Dengan basa kuat (MOH) pada suhu panas halogen ( X2 ) bereaksi membentukhalida ( X- ) dan perhalit ( XO3-).
3X2 + 6MOH →  5MX + MXO3 + 3H2O
 misalnya :
3Br2 + 6KOH →  5KBr + KBrO3 + 3H2O
3Br2 + 6OH-→  5Br- + BrO3- + H2O
e.       Reaksi Halogen Dengan Non Logam dan Metaloid Tertentu
Halogen bereaksi secara langsung dengan sejumlah non logam dan metaloid. Unsur nonlogam fosfor dan metaloid boron, arsen, dan stirium (misal Y) bereaksi dengan unsur halogen (X), reaksi yang terjadi seperti berikut.
3X2 + 2Y → 2YX3 (jika halogennya terbatas)
5X2 + 2Y → 2YX5 (jika halogennya berlebihan)
Fluorin mudah bereaksi tetapi iodin sukar bereaksi.
Adapun nitrogen tidak langsung bersatu dengan halogen karena ketidakaktifannya.
f.        Reaksi Halogen Dengan Hidrokarbon
Halogen umumnya bereaksi dengan hidrokarbon melalui reaksi substitusi atom hidrogen. Klorin bereaksi sangat hebat, sedangkan iodin tidak bereaksi.
CH + Cl → CHCl + HCl
g.      Reaksi Halogen Dengan Air
Semua unsur halogen kecuali fluor berdisproporsionasi dalam air, artinya dalam reaksi halogen dengan air maka sebagian zat teroksidasi dan sebagian lain tereduksi. Fluorin bereaksi sempurna dengan air menghasilkan asam fluorida dan oksigen. Reaksi yang terjadi seperti berikut.
2F2(g) + 2H2O(l) → 4HF(aq) + O2(g)
Fluorin dengan larutan NaOH encer menghasilkan gas F2O, sedangkan dengan NaOH pekat menghasilkan gas O2. Perhatikan reaksi berikut.
2F2(g) + 2NaOH(aq, encer) → F2O(g) + 2NaF(aq) + H2O(l)
2F2(g) + 4NaOH(aq, pekat) → 4NaF(aq) + 2H2O(l) + O2(g)
Cl2, Br2 dan I2 tidak melarut dengan baik dalam air, reaksinya lambat. Reaksi yang terjadi adalah reaksi redoks. Jika klorin dan bromin dilarutkan dalam air yang mengandung OH¯ (basa) maka kelarutannya makin bertambah. Reaksi yang terjadi seperti berikut.
Cl2(aq) + 2OH(aq)→ Cl¯(aq) + ClO¯(aq) + H2O(l)
Ion ClO¯ merupakan bahan aktif zat pemutih. Senyawa NaClO digunakan sebagai zat pemutih kertas, pulp, tekstil, dan bahan pakaian.
h.      Reaksi Antarhalogen
Senyawa antar halogen paling mudah terbentuk dengan klorin reaksi antar halogen yang terjadi.
X + nY → 2XYn
Y merupakan halogen yang lebih elektronegatif dan N adalah 1, 3, 5, atau 7. Senyawa yang mungkin terbentuk adalah IF, BrF, ClF dan lain-lain.

2.4. Kegunaan Unsur Halogen dan Senyawanya
Fluorin
·         Membuat senyawa klorofluoro karbon (CFC), yang dikenal dengan nama Freon. 
·         Membuat Teflon 
·         Memisahkan isotop U-235 dari U-238 melalui proses difusi gas. 
 Senyawa Fluorin
CFC (Freon) digunakan sebagai cairan pendingin pada mesin pendingin, seperti AC dan kulkas. Freon juga digunakan sebagai propelena aerosol pada bahan-bahan semprot. Penggunaan Freon dapat merusak lapisan ozon. 
·         Teflon (polietrafluoroetilena). Monomernya CF2=CF2, yaitu sejenis plastik yang tahan panas dan anti lengket serta tahan bahan kimia, digunakan untuk melapisi panci atau alat rumah tangga yang tahan panas dan anti lengket. 
·         Asam fluoride (HF) dapat melarutkan kaca, karena itu dapat digunakan untuk membuat tulisan, lukisan, atau sketsa di atas kaca. 
·         Garam fluoride ditambahkan pada pasta gigi atau air minum untuk mencegah kerusakan gigi. 
Klorin
·         Untuk klorinasi hidrokarbon sebagai bahan baku industri serta karet sintesis. 
·         Untuk pembuatan tetrakloro metana (CCl4). 
·         Untuk pembuatan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan pada pembuatan TEL (tetra etillead) yaitu bahan adaptif pada bensin.
·         Untuk industri sebagai jenis pestisida.
·         Sebagai bahan desinfektans dalam air minum dan kolam renang. 
·         Sebagai pemutih pada industri pulp (bahan baku pembuatan kertas) dan tekstil. 
·         Gas klorin digunakan sebagai zat oksidator pada pembuatan bromin. 
 Senyawa Klorin
·         Senyawa natrium hipoklorit (NaClO) dapat digunakan sebagai zat pemutih pada pakaian. 
·         Natrium klorida (NaCl) digunakan sebagai garam dapur, pembuatan klorin dan NaOH, mengawetkan berbagai jenis makanan, dan mencairkan salju di jalan raya daerah beriklim dingin. 
·         Asam klorida (HCl) digunakan untuk membersihkan logam dari karat pada elektroplanting, menetralkan sifat basa pada berbagai proses, serta bahan baku pembuatan obat-obatan, plastik, dan zat warna. 
·         Kapur klor (CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl2)) digunakan sebagai bahan pengelantang atau pemutih pada kain
·         Polivinil klorida (PVC) untuk membuat paralon.
·         Dikloro difenil trikloroetana (DDT) untuk insektisida.
·         Kloroform (CHCl3) untuk obat bius dan pelarut.
·         Karbon tetraklorida (CCl4) untuk pelarut organik. 
·         KCl untuk pembuatan pupuk. 
·         KClO3 untuk bahan pembuatan korek api 
Bromin
·         Untuk membuat etil bromida (C2H4Br2).
·         Untuk pembuatan AgBr. 
·         Untuk pembuatan senyawa organik misalnya zat warna, obat-obatan dan pestisida 
 Senyawa Bromin
·         Etil bromida (C2H4Br2) suatu zat aditif yang dicampurkan kedalam bensin bertimbal (TEL) untuk mengikat tibal, sehingga tidak melekat pada silinder atau piston. Timbal tersebut akan membentuk PbBr2 yang mudah menguap dan keluar bersama-sama dengan gas buangan dan akan mencemarkan udara. 
·         AgBr merupakan bahan yang sensitif terhadap cahaya dan digunakan dalam film fotografi.
·         Natrium bromide (NaBr) sebagai obat penenang saraf. 
Iodin
·         Iodin Banyak digunakan untuk obat luka (larutan iodin dalam alkohol yang dikenal dengan iodium tingtur)
·         Sebagai bahan untuk membuat perak iodida (AgI) 
·         Untuk menguji adanya amilum dalam tepung tapioka. 
Senyawa Iodin 
·         KI digunakan sebagai obat anti jamur. 
·         Iodoform (CHI3) digunakan sebagai zat antiseptik 
·         AgI digunakan bersama-sama dengan AgBr dalam film fotografi 
·         NaI dan NaIO3 atau KIO3 dicampur dengan NaCl untuk mencegah penyakit gondok. Kekurangan iodium pada wanita hamil akan mempengaruhi tingkat kecerdasan pada bayi yang dikandungnya.
2.5. Bahaya Unsur Halogen
Diantaranya sebagai berikut:
1)        Flour
Ø  Fluorida memiliki racun yang bersifat kumulatif dan sangat beracun, jika dalam bentuk murni dia sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran kimia parah bila bersentuhan langsung dengan kulit.
Ø  Adanya komponen fluorin dalam air minum yang melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.
Ø  Dalam bentuk fluorine, zat ini tidak langsung dihisap tanah tapi langsung masuk ke dalam daun-daun sehingga menyebabkan daun berwarna kuning kecoklatan. Jika daun tersebut dimakan oleh binatang maka bisa menyebabkan penyakit gigi rontok.
2)        Klor
Ø  Menurut para ahli, kalau klorin bersenyawa dengan zat organik, seperti air seni atau keringat, maka akan menghasilkan senyawa sejenis nitrogen triklorin yang dapat mengakibatkan iritasi hebat. Senyawa organik tersebut selanjutnya dapat bereaksi menjadi gas di kolam tertutup dan membawa dampak terhadap sel-sel tubuh yang melindungi paru-paru.
Ø  Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lendir dan dalam wujud cahaya dapat membakar kulit dan bersifat sangat beracun.
Ø  CFC (Chloro Fluoro Carbon), yang terlepas ke udara dapat menimbulkan kerusakan pada lapisan ozon.
Ø  Kloramina, NH4Cl zat ini sangat beracun terhadap kerang-kerang dan binatang air lainnya.
Ø  Kloroform CHCl3, yang ditemukan dalam air terklorinasi, yang dianggap , mutagenik (dapat menimbulkan mutasi), tetraogenik (menimbulkan kerusakan pada kelahiran) atau karsiogenik (menimbulkan kangker).
3)        Brom
Ø  Dalam bentuk gas, brom bersifat toksik
Ø  Dalam bentuk cairan zat ini bersifat korosif terhadap jaringan sel manusia dan uapnya menyebabkan iritasi pada mata dan tenggorokan.
Ø  Ketika brom tumpah ke kulit, akan menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom mengakibatkan bahaya kesehatan yang serius, dan peralatan keselamatan kerja harus diperhatikan selama menanganinya.
Ø  Timbal bromida yang terbentuk dalam mesin cenderung merusak mesin, serta sifatnya yang mudah menguap yang lolos bersama gas-gas buangan yang dapat mencemari atmosfer.
4)        Iodin
Ø  Kristal iodin dapat melukai kulit
Ø  Uapnya dapat melukai mata dan selaput lender
Ø  Pada saat ini dikenal suatu jenis penyakit yang disebabkan dari kekurangan yodium yaitu Gaky “ Gangguan Akibat Kekurangan Yodium” merupakan penyakit yang dapat menyebabkan retardasi mental. Penyakit ini bisa disebut defisiensi yodium atau kekurangan yodium. Saat ini diperkirakan 1,6 miliar penduduk dunia mempunyai risiko kekurangan yodium, dan 300 juta menderita gangguan mental akibat kekurangan yodium. Kira-kira 30.000 bayi lahir mati setiap tahun, dan lebih dari 120.000 bayi kretin, yakni retardasi mental, tubuh pendek, bisu tuli atau lumpuh.Di antara mereka yang lahir normal, dengan konsumsi diet rendah yodium akan menjadi anak yang kurang intelegensinya, bodoh, lesu dan apatis dalam kehidupannya.
Ø   Efek yang sangat dikenal orang akibat kekurangan yodium adalah gondok, yakni pembesaran kelenjar tiroid di daerah leher.
2.6. Pembuatan Unsur Halogen
A.    Pembuatan Dalam Industri
1)      Flour (F2)
Flourin diperoleh melalui metode Moisson yaitu proses elektrolisis garam kalium hydrogen flourida (KHF2) dilarutkan dalam HF cair, ditambahkan LiF 3% untuk menurunkan suhu sampai 100oC. Elektrolisis dilaksanakan dalam wadah baja dengan katode baja dan anode karbon. Campuran tersebut tidak boleh mengandung air karena Fyang terbentuk akan menoksidasinya.
2 HF(l)      elektrolisis          H2 (g) + F2 (g)
Katode (baja)        : 2H+ (aq) + 2e- →  H2(g)
Anode (karbon)     : 2F-(aq)  → F2(g)  + 2e-
Klor (Cl2)
*      Proses Downs yaitu elektrolisis leburan NaCl (NaCl cair). Sebelum dicairkan,
NaCl dicampurkan dahulu dengan sedikit NaF agar titik lebur turun dari 800oC menjadi 600oC.
Katode : Na+ 2e-  →  Na
Anode  : 2Cl-  →  Cl2 + 2e-
Untuk mencegah kontak (reaksi) antara logam Na dan Cl2 yang tebentuk, digunakan diafragma lapis dan besi tipis.
*      Proses Gibbs (proses klor-alkali) yaitu elektrolisis larutan NaCl.
Anoda: karbon, katoda: baja berpori, dan dinding pemisah diafragma dari asbes. Disebut sel Nelson.
2 NaCl → 2 Na+ + 2 Cl-
Kat (baja berpori)        :  2H2O(l) + 2e- → 2OH-(aq) + H2(g)
Anoda (karbon):  2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e- + 2 NaCl + 2H2O → 2 NaOH + H2 +  Cl2(g)
*      Proses Deacon          
Oksidasi gas HCl yang mengandung udara dengan menggunakan katalis tembaga.
Reaksi  :4HCl (aq) + O2(g) → 2H2O(aq)+ 4Cl-(g)
Berlangsung pada suhu ± 430oC dan tekanan 200 atm. Hasil reaksinya tercampur ± 44% N2.
2)      Brom (Br2)
*      Dalam proses industri, bromine dibuat dengan cara mengalirkan gas klorin ke dalam larutan bromide.
Reaksi : Cl2(g)  + 2Br- (aq) → Br2(aq)   + 2Cl-(g)
Dalam ekstra KCl dan MgCl2 dari carnalite terdapat MgBr0,2%
MgBr2 + Cl2  → MgCl+ Br2
*      Air laut diasamakan dengan H2SOencer dan direaksikan dengan klor, penambahan asam dilakukan agar tidak terjadi hidrolisis. Dengan penghembusan udara diperoleh volume yang cukup besar yang mengandung brom kemudian dicampur dengan SO2 dan uap air.
SO2 + Br2 + H2O → 2 HBr + H2SO4
Kemudian direaksikan dengan Cl2
2 HBr + Cl2  →2 HCl + Br2
Penyulingan dengan KBr dapat menghilangkan klor dan dengan penambahan KOH dapat menghilangkan I2.
Cl2 + 2 KBr  →2 KCl + Br2
I2 + OH-  →I+ OI+ H2O
*      Air laut mengandung ion bromida (Br-) dengan kadar 8 x 10-4.dalam 1 liter air laut dapat diperoleh 3 kilogram bromin (Br2). Campuran udara dan gas Cl2 dialirkan melalui air laut. Cl2 akan mengoksidasi Br- menjadi Br. Udara mendesak Br2 untuk keluar dari larutan.
2Br-(aq) + Cl2(g) → Br2(l) + 2 Cl- (aq)
Br2 dalam air dapat mengalami hidrolisis sesuai reaksi.
Br2(aq)  + H2O(aq)   → 2 H+(aq)  + Br-(g)  + BrO-(aq)
Untuk mencegah hidrolisis, kesetimbangan akan digeser ke kiri dengan penambahan H+
*      Dibuat dari air laut atau air yang mengandung garam-garan bromida. Pada pH 3,5. Br2 yang terbentuk diserap oleh larutan Na2CO3 sehingga dihasilkan campuran NaBr dan NaBrO3. jika diasamkan dan didestilasi akan didapat Br2 yang larut dalam air
5        HBr(aq)+HBrO3(aq) → 3Br2(g)+3H2O(l)
3)      Yod (I2)
Garam chili mengandung NaIO3 0,2 %
Setelah mengkristalkan NaNO3, filtrat yang mengandung IO-3 di tambah NaHSO3 lalu di asamkan.
2NaIO3(s) + 5NaHSO3(aq)  → 3NaHSO4(aq) + 2Na2SO4(s) + H2O(aq) + I2(g)
atau
2IO3- + 5HSO3- → 5SO42- + 3H+ + H2O +I2
Endapan I2 yang terbentuk disaring dan dimurnikan dengan cara sublimasi.

Dari lumut laut dengan cara dikeringkan dan dibakar, selanjutnya diekstraksi dengan air. Larutan yang mengandung iodida ini akan menghasilkan yod, bila ditambah asam sulfat dan mangan dioksida serta didestilasi.
B.     Pembuatan Dalam Skala Laboratorium
Di laboratorium, zat-zat kimia dibuat dalam jumlah seperlunya yang biasanya digunakan untuk eksperimen/praktikum dengan cara yang cepat dan alat yang sederhana. Klorin, bromin, dan iodine dapat dihasilkan dari oksidasi terhadap senyawa halida dengan oksidator MnO2 atau KMnO2 dalam lingkungan asam. Senyawa halide dicampurkan dengan MnO2 atau KMnO2 ditambahkan H2SO4pekat, kemudian dipanaskan. Reaksi yang berlangsung secara umum :
2X- + MnO2 + 4H+ → X2 + Mn2+ + 2H2O
10X- + 2MnO4- + 16H+  → 5X2 + 2Mn2+ + 8H2O
1.    Flour
Senyawa HF dapat dibuat juga di laboratorium dengan mereaksikan garam halide (NaF) dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan sesuai dengan persamaan reaksiberikut :
2NaF + H2SO4  →Na2SO4 + 2HF

2.      Klorin
Senyawa klorin juga dapat dibuat dalam skala laboratorium dengan cara :
*      Proses Weldon
Dengan memanaskan campuran MnO2, H2SO4, dan NaCl
MnO2(s)  + 2H2SO4(aq)  + 2 NaCl(s)   → Na2SO4(aq)  + MnSO4(aq)  + 2H2O(aq) + Cl2(g)
Mereaksikan CaOCl2 dan H2SO4
CaOCl2(aq)  + H2SO4(aq)   → CaSO4(aq)  + H2O(aq)  + Cl2(g)
Mereaksikan  KMnO4 dan HCl
KMnO4(s)  + HCl(aq)   → 2KCl(aq)  + MnCl2(aq)  + 8H2O(aq)  + 5Cl2(g)

  Proses untuk medapatkan unsur klorin adalah melalui elektrolisis larutan natrium klorida pekat(br in e) akan menghasilkan Cl2 pada anode dan  H2 serta OH pada katode.
Anoda       :  2 Cl- →  Cl+ 2 e-
Katoda      :  2 H2O + 2 e- →  H + OH- +
2 Cl- + 2 H2O →  Cl2 + H2 + 2 OH-
  Senyawa HCl dapat dibuat juga di laboratorium dengan mereaksikan garam halide (CaCl2) dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan sesuai dengan persamaan reaksi berikut
CaCl2(s)  + H2SO4(aq)   → CaSO4(aq)  +2HCl(aq)
3.      Brom
Dalam skala laboratorium, bromin dibuat dengan cara :
  Proses untuk mendapatkan bromin adalah dengan mereaksikan garam bromin dengan zat pengoksidasi, biasanya menggunakan zat pengoksidasi gas Cl2 agar tidak mengoksidasi ion klorida. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2Br(s)  + Cl2(g)  → Br2(s)  + 2Cl(g)
Mencampurkan CaOCl2, H2SO4, dengan bromida.
CaOCl2(s)  + H2SO4(aq)   → CaSO4(aq)  + H2O(aq)  + Cl2(g)
Cl2(g)  + 2Br-(s)   → Br2(s)  + 2Cl-(g)
Mencampurkan KMnO4 dan HBr pekat.
2KMnO4(s)   + 16HBr(l)   → 2KBr(aq)   + 2MnBr2(aq)   + 8H2O(aq)   + 5Br2(g)
Mencampurkan bromide, H2SO4, dan MnO­2.
2NaBr(s)   + H2SO4(aq)   +  MnO2 (s)   → Na2SO3(aq)   + Br2(g)  + H2O(aq)
4.     katalis
*      Senyawa HBr biasanya dibuat dengan pereaksi H3PO4.
3NaBr(s)   + H3PO4(aq)    → Na3PO4(aq)   + 3HBr(aq)
*      Senyawa HBr tidak dapat dibuat dengan mereaksikan garam dan asam sulfat karena Br-  akan dioksidasi oleh H2SO4.
2NaBr(s)   + H2SO4(aq)    → Na2SO3(aq)   + Br2(g)   + H2O(aq)
4.      Iodin
Unsur iodin dapat dibuat dengan cara sebagai berikut :
         Iodin diperoleh dari elektrolisis garam pekat ( brine ) seperti pada proses untuk mendapatkan klorin. Adapun untuk mendapatkan iodin dari natrium iodat adalah dengan penambahan zat pereduksi natrium bisulfit, NaHSO3, dengan reaksi sebagai berikut :
2NaIO3(s)   + 5NaH2SO3(aq)    → 3NaHSO4(aq)   + 2Na2SO4(aq)   + H2(aq)  + I2(g)
         Dalam skala laboratorium pembuatan iodin analog dengan pembuatan bromin, hanya saja bromida diganti dengan iodida.
Senyawa HI tidak dapat dibuat  dengan mereaksikan garam dan asam sulfat karena  I- akan dioksidasi oleh H2SO4.
MgI2(s)    + H2SO4(aq)     → MgSO3(aq)    + I­2(g)    + H2O(aq)
Senyawa  HI biasanya dibuat dengan pereaksi H·3PO4
3MgI2(s)    + 2H3PO4(aq)     → Mg3(PO4)2(aq)    + 6HI(aq)







BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Dalam Sistem Periodik Unsur, halogen merupakan golongan yang berada pada golongan VII A, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np⁵. Istilah  halogen  berasal dari ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani., yaitu halo genes yang artinya ‘pembentuk garam’ karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen merupakan sekumpulan unsur nonlogam  yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Dan secara alamiah bentuk molekulnya diatomik. Golongan halogen merupakan golongan yang sangat reaktif menangkap elektron (oksidator). Pada umumnya golongan halogen menangkap satu elektron untuk memenuhi kulit terluarnya, karena kereaktifannya sangat tinggi sehingga halogen tidak mungkin ada dalam keadaan bebas dialam, karema sifatnya yang sangat reaktif sehingga halogen selalu bersenyawa dengan unsur-unsur yang lain.
Untuk mencapai keadaan stabil (struktur elektron gas mulia) atom-atom ini cenderung menerima satu elektron dari atom  lain atau dengan  menggunakan  pasangan elektron secara bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom  unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan  membentuk ion bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya membentuk  ion negatif. Golongan  halogen  terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas. Sifat keelektronegatifan halogen senantiasa berkurang seiring dengan bertambahnya jari-jari atomnya.
3.2  Saran
1.      Harus berhati-hati ketika menggunakan unsure halogen. karena unsur ini dapat mengakibatkan pembakaran kimia parah jika bersentuhan langsung dengan kulit.


DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Johari, J.M.C. dan M. Rachmawati. 2010. Chemistry 3B for Senior High School Grade XII Semester 2. Jakarta: Erlangga.
Riandari, Heni. 2009. Teori dan Aplikasi Kimia. Solo: PT Tiga Serangkai.
Suharno. 2006. Kimia. Jakarta: Erlangga.






Read Comments